Kalawaca.com – Wakil Ketua Komite Luar Negeri Parlemen Tiongkok Fu Ziying melakukan kunjungan resminya ke Komisi I DPR RI. Kunjungan tersebut langsung disambut oleh Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Rabu (12/6/2024).
Meutya Hafid mengungkapkan, pertemuan ini merupakan momentum untuk menguatkan hubungan bilateral. Komisi luar negeri Tiongkok juga ingin menjalin hubungan yang baik dengan Komisi Luar Negeri DPR RI. Mereka berharap dapat membahas berbagai permasalahan yang mungkin memiliki kesamaan pandangan.
“Ya kita sudah punya GKSB atau Grup Kerja Sama Bilateral dengan Tiongkok. Tapi tadi juga dengan komisi luar negerinya ingin punya hubungan baik dengan komisi luar negeri di DPR RI untuk melihat berbagai permasalahan yang mungkin kita punya kesamaan sikap,” ungkapnya di Ruang Delegasi DPR RI.
Salah satu kesamaan sikap itu diantaranya soal Palestina, Meutya menyebutkan bahwa salah satu isu yang dibahas adalah masalah Palestina. Dia mengungkapkan bahwa baik Indonesia maupun Tiongkok, mendukung kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara.
“Jadi tadi kita sepakat bahwa dalam setiap pertemuan antara parlemen Indonesia dan Tiongkok kita (terus) memperjuangkan dua hal yang memang sudah menjadi mandat negara di sini maupun di Tiongkok yaitu two state solution atau Palestina merdeka,” lanjut Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas kerja sama pertahanan yang telah diratifikasi pada tahun 2007. Misalnya, kerja sama ini mencakup saling belajar, pertukaran pasukan, dan peningkatan kemampuan serta profesionalitas masing-masing anggota TNI.
“Kita melihat bahwa DCA (Defence Cooperation Agreement) ini perlu ada tindak lanjut yang lebih banyak lagi, ya. Misalnya kerja sama saling belajar, pertukaran pasukan kita untuk meng-upgrade kemampuan dan profesionalitas dari masing-masing TNI kita,” terang mantan Jurnalis Metro TV ini.
Selain itu, dia menyebut, pada pertemuan ini membahas potensi kerja sama infrastruktur, termasuk proyek kereta cepat. Dan Indonesia sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menambah rute kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya, yang akan melewati Jawa Tengah atau Yogyakarta.
“Jadi saya rasa ini sedang kita kaji dan kita sampaikan tadi bahwa kalau Indonesia ingin melanjutkan juga asal ada efisiensi anggaran dari pihak yang mudah-mudahan ada kesepakatan antarpemerintah, agar kita juga secara infrastruktur terbantu namun secara anggaran juga tidak terlalu membebani APBN,” tandasnya.