Jabal Rahmah, yang berarti “Bukit Kasih Sayang”, adalah sebuah bukit yang terletak di Arafah, dekat Makkah. Bukit ini memiliki nilai historis dan spiritual yang sangat mendalam dalam sejarah Islam, menjadi saksi dari tiga peristiwa penting yang mencerminkan kasih sayang dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, sayangnya, banyak umat Muslim saat ini yang melakukan ritual yang tidak perlu di tempat ini, sehingga mengaburkan makna substansial dari Jabal Rahmah. Mari kita kembali merenungkan makna sejati dari bukit ini melalui tiga kisah utamanya.
1. Pertemuan Nabi Adam dan Hawa
Menurut tradisi Islam, Jabal Rahmah adalah tempat di mana Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah mereka diturunkan dari surga. Setelah bertahun-tahun terpisah dan bertaubat atas dosa mereka, Allah SWT akhirnya menerima taubat mereka dan mempertemukan mereka kembali di bukit ini. Pertemuan ini melambangkan kasih sayang dan pengampunan Allah SWT kepada umat manusia. Kisah ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita membuat kesalahan, pintu taubat dan kasih sayang Allah selalu terbuka bagi mereka yang benar-benar menyesal dan berusaha kembali ke jalan yang benar.
2. Tempat Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah Mengorbankan Ismail
Jabal Rahmah juga memiliki kaitan erat dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Di tempat inilah, menurut beberapa riwayat, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk mengorbankan putranya sebagai bentuk ujian ketaatan. Dengan penuh kepasrahan dan ketaatan, Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah tersebut, dan Ismail pun menunjukkan kesediaan yang sama. Namun, pada saat terakhir, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba, sehingga menunjukkan bahwa ujian tersebut adalah untuk menguji iman dan ketaatan mereka. Kisah ini menegaskan pentingnya ketaatan kepada Allah dan kasih sayang-Nya yang luar biasa kepada hamba-hamba-Nya yang taat.
3. Nabi Muhammad Mendapatkan Perintah Kesempurnaan Islam
Pada saat Haji Wada’ (Haji Perpisahan), Nabi Muhammad SAW berdiri di Jabal Rahmah dan menyampaikan khutbah yang sangat penting. Di bukit inilah, beliau menerima wahyu terakhir yang menyatakan bahwa Islam telah disempurnakan: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al-Ma’idah: 3). Wahyu ini menegaskan bahwa ajaran Islam telah lengkap dan sempurna, serta menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Khutbah Nabi Muhammad di Jabal Rahmah juga menekankan nilai-nilai kasih sayang, persaudaraan, dan keadilan.
Kembali pada Makna Substansial Jabal Rahmah
Meskipun Jabal Rahmah memiliki nilai historis dan spiritual yang sangat penting, sayangnya banyak umat Muslim yang datang ke tempat ini dan melakukan ritual yang tidak perlu, seperti mencium, mencoret, atau menulis nama mereka di batu-batu bukit. Tindakan-tindakan ini tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam dan mengaburkan makna substansial dari tempat yang suci ini.
Sebagai umat Muslim, kita perlu kembali pada makna sejati dari Jabal Rahmah. Bukit ini adalah simbol kasih sayang Allah, pengampunan, ketaatan, dan kesempurnaan agama. Daripada melakukan ritual yang tidak perlu, kita seharusnya merenungkan kisah-kisah yang terjadi di tempat ini dan mengambil hikmah darinya. Dengan begitu, kita dapat memperdalam iman dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.
Jabal Rahmah, sebagai bukit kasih sayang, mengajarkan kita bahwa cinta dan kasih sayang Allah melampaui segala kesalahan dan keterpisahan, bahwa ketaatan kepada-Nya adalah jalan menuju keberkahan, dan bahwa kesempurnaan ajaran Islam adalah pedoman hidup yang harus kita pegang teguh. Mari kita hargai dan maknai kembali Jabal Rahmah dengan pemahaman yang lebih dalam dan substansial.