Kalawaca.com – Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), M Sidik Sisdiyanto menyampaikan, pihaknya akan segera mencairkan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) pada Raudlatul Athfal (RA) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada madrasah untuk tahap II 2024.
“Kita tengah bahas proses pencairan Tahap II BOP RA dan BOS Madrasah 2024. Kami upayakan ini bisa segera disalurkan,” ungkapnya, di Swiss-Belhotel Serpong, Senin (31/7/2024).
Ia menyatakan, bahwa proses pencairan ini dibahas bersama Ketua Tim Kelembagaan dan SIM, Tim Bos Kanwil Kemenag, Tim Emis, dan Tim Scrum PMU MEQR (Madrasah Reform) atas inisisasi Kasubdit kelembagaan dan Kerjasama Kemenag RI.
Lebih lanjut, Sidik Sisdiyanto menerangkan, penyaluran dana BOP dan BOS menjadi salah satu ikhtiar Kemenag dalam mengupayakan kemajuan madrasah. Namun, distribusi bantuan ini mesti dilakukan dengan akuntabel dan transparan.
“Temuan yang sering terulang agar dapat diminimalisir, khususnya madrasah swasta yang penggunaan dana BOS lebih longgar. Untuk madrasah negeri ada kebijakan pembelanjaannya melalui e-purchasing, salah satu solusi untuk meningkatkan transparansi dan akuntablitas,” terangnya.
Rakor digelar untuk mengevaluasi proses penyaluran BOP, kata dia, dan BOS pada tahap I agar bisa berjalan lebih baik dan optimal pada fase II. Ia mengingatkan, bahwa tugas ini adalah tanggungjawab bersama.
“Ini tanggung jawab kita semua untuk mengawalnya sehingga temuan-temuan terus berkurang,” pesan Sidik.
Ia berharap, tahap dua ini pembelanjaan dilakukan via e-purchasing, termasuk madrasah swasta. Karena sistem ini akan memonitoring penerima untuk mengamati kecendrungan belanja madrasah. Selain itu juga transparan, efektif dan efisien.
“Ketika e-purchasing diberlakukan sudah tidak bisa longgar dan tidak bisa menggeser anggaran dari yang sudah direncanakan. Pada akhirnya pengguna dana BOS pada Madrasah baik negeri maupun swasta transparan, efesien, dan efektif serta akuntabel dalam pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.
“Saya minta, cut off data dipadankan dengan data EMIS sehingga margin error nya lebih sedikit dari tahun lalu. Bagus tidaknya dan lancar tidaknya penyaluran BOS, sangat ditentukan juga oleh kualitas data,” imbuhnya.
Berlangsung khidmat, turut hadir sebagai narasumber dalam Rapat Koordinasi ini diantaranya Sekjen Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani, Plt. Dirjen Pendis Abu Rokhmad, Staff Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman dan UKPBJ Kemenag serta Inspektur Wilayah II Ruchman Basori.
Jumlah Anggaran Dana BOS Tahun 2024
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Papay Supriatna melaporkan, bahwa rakor diselenggarakan untuk mengevaluasi terhadap penyaluran BOS Madrasah tahap I.
Sekaligus persiapan penyaluran BOS Madrasah tahap II 2024. Kata dia, evaluasi ini dilakukan bertujuan untuk memitigasi persoalan yang terjadi dalam penyaluran BOS.
Menurut Papay, total anggaran BOP RA 2024 sebesar Rp812.156.400.000,- untuk 29.975 lembaga. Anggaran ini sudah disalurkan pada Tahap I sebesar Rp405.712.500.000,- (49,95%).
“Untuk tahap II, anggaran sebesar Rp406.443.900.000,-. Dari jumlah itu, ada Rp89.246.787.000,- atau 21,96%) yang statusnya masih terblokir automatic adjustment,” sebut Papay.
Untuk dana BOS Madrasah 2024, teralokasikan sebanyak Rp8.252.721.844.000 untuk madrasah swasta. Jumlah ini terdiri atas Rp3.447.462.914.000,- alokasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta; Rp.3.051.960.690.000,- alokasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta, dan Rp1.753.298.240.000,- alokasi Madrasah Aliyah (MA) Swasta.
“Total Penerima BOS TA 2024 sebanyak 50.494 Madrasah, terdiri atas 24.496 MI, 17.182 MTs, dan 8.816 MA,” ucap Papay.
Pada tahap I, Anggaran BOS Madrasah sudah tersalurkan sebesar Rp.4.122.235.750.000,- atau 49.95%. Untuk Tahap II, dana tersedia sebesar Rp4.092.425.710.860,-, dan 2,5 triliun di antaranya masih dalam status blokir Automatic Adjusment.