Beranda Warta Coklat Nglanggeran Diharapkan Jadi Identitas Budaya dan Komoditas Ekonomi

Coklat Nglanggeran Diharapkan Jadi Identitas Budaya dan Komoditas Ekonomi

Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono
Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono saat membuka Festival Coklat Nglanggeran 2024 di Kawasan Embung Nglanggeran Gunungkidul.

Kalawaca.com – Festival Coklat Nglanggeran menjadi sebuah cerminan harmonisasi. Diantara pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan pariwisata. Kegiatan ini tentunya perwujudan dari memanfaatkan hasil pertanian local Gunungkidul. Dan menjadi bagian dari entitas budaya Yogyakarta.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono saat membuka Festival Coklat Nglanggeran 2024 di Kawasan Embung Nglanggeran Gunungkidul, Kamis (5/9/2024).

Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap prosesnya, kata Beny, Festival ini bukanlah perayaan semata. Tetapi juga memperkuat posisi DIY sebagai pengembangan produk berkualitas tinggi. Sedari budidaya hingga pengolahan.

“Event ini bukan hanya sebuah perayaan, namun juga momentm penting dalam upaya kita memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan perekonomian daerah, serta memajukan pariwisata di wilayah Karst Gunung Sewu yang telah diakui sebagai Global Geopark oleh UNESCO,” tutur Beny.

Ia menyampaikan, bahwa cita rasa produk coklat khas Gunungkidul tidak kalah. Jika dibandingkan dengan merek-merek coklat terkenal yang memasangkan iklannya secara besar-besaran.

Oleh karena itu, ia meminta para pengunjung untuk mau menyampaikan ke dunia bahwa di Gunungkidul, khususnya Nglanggeran, memiliki lumbung coklat yang kualitasnya terbaik.

“Coklat-coklat di Nglanggeran ini dapat menjadi produk ekspor yang bisa bersaing ke skala global. Tetapi tentu tidak bisa hanya berhenti sampai di situ saja. Yang perlu kita pastikan ialah keberlanjutan produknya, bisa tidak kita memproduksi coklat dengan kualitas baik dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Beny berharap kegiatan festival seperti ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan kualitasnya. Festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk lokal, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan demikian, DIY dapat terus menjadi teladan dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Sementara, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyampaikan, pemberdayaan masyarakat menjadi suatu hal yang perlu ditekankan. Penguatan fondasi transformasi dengan merubah mindset masyarakat Gunungkidul.

Dengan melihat produk coklat yang dihasilkan, kata dia, masyarakat Gunungkidul harus bisa mengembangkan komoditas ini sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga, Gunungkidul bisa memenuhi kebutuhan coklat dari luar daerah, jika permintaan tersebut bisa tersedia.

“Hal yang sangat penting untuk diubah adalah mindset masyarakat kita. Kalau kita sudah memiliki potensi yang besar, bahkan sangat luar biasa, tetapi mindset masyarakatnya katakan-lah masih belum mampu, tentu tidak bisa menghasilkan produk yang baik. Harapannya, melalui kegiatan ini produk coklat khas Gunungkidul dapat dikenal seluruh masyarakat, dan melahirkan inovasi-inovasi pengembangan produk lebih baik lagi,” paparnya.

Kendati Begitu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistio Hermawan mengatakan, Festival Coklat Nglanggeran 2024 diselenggarakan guna mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dalam bisnis kakao, maupun pariwisata di DIY.

Pemda DIY sendiri, kata dia, telah menetapkan kakao sebagai salah satu komoditas prioritas yang telah dikembangkan sejak tahun 1980.

“Pengembangan kakao di DIY dilakukan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki untuk peningkatan daya saing dan nilai tambah yang tinggi. Selain itu, bisnis kakao di DIY dinilai mempunyai multiplier effect yang luas terhadap peningkatan industri di pedesaan,” ungkapnya.

Dikatakan Hery, pihaknya merancang program pemberdayaan masyarakat ini melalui gabungan kelompok tani agar dalam memproduksi biji kakao dapat menghasilkan biji yang bermutu tinggi dan memiliki kekhasan rasa.

Dengan begitu, biji kakao asal DIY dapat bersaing di pasar lokal maupun pasar yang lebih luas.

“Penyelenggarakan festival coklat ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan bisnis coklat lokal, khususnya di Nglanggeran. Kami juga ingin meningkatkan literasi bagi anggota kelompok tani, mahasiswa dan generasi muda agar memicu rintisan entrepreneur muda yang siap bersaing di kancah global,” imbuhnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini