Beranda Warta Studi Mengungkap Kecepatan Berpikir Manusia Tertinggal Jauh dari Internet

Studi Mengungkap Kecepatan Berpikir Manusia Tertinggal Jauh dari Internet

Kalawaca.com – Di era serba cepat ini, koneksi internet lambat bisa membuat banyak orang frustrasi. Video yang terhenti, gambar yang membeku di tengah panggilan, atau halaman yang tak kunjung dimuat seakan memutus hubungan kita dengan dunia. Namun, tahukah Anda bahwa kecepatan otak manusia dalam memproses informasi ternyata jauh lebih lambat dibandingkan kecepatan koneksi internet?

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Neuron berjudul β€œThe unbearable slowness of being: Why do we live at 10 bits/s?” mengungkap bahwa otak manusia hanya dapat memproses informasi dengan kecepatan 10 bit per detik. Bandingkan dengan koneksi internet di rumah-rumah Amerika yang rata-rata mencapai 262 juta bit per detik.

“Ini sedikit mengimbangi hiperbola tak berujung tentang betapa rumit dan hebatnya otak manusia. Jika Anda benar-benar mencoba menghitungnya, kita sangat lambat.” ujar Markus Meister, ahli saraf dari Institut Teknologi California sekaligus penulis studi tersebut (3/01/2025).

Penelitian ini bermula dari keinginan Meister untuk memberikan angka dasar tentang otak kepada mahasiswanya. Tidak ada satu pun penelitian sebelumnya yang berhasil mengukur kecepatan aliran informasi di sistem saraf manusia.

Mengukur Batas Kemampuan Otak

Meister dan mahasiswanya, Jieyu Zheng, menemukan angka tersebut dengan menganalisis aktivitas sederhana seperti mengetik. Studi sebelumnya di Finlandia menemukan bahwa orang rata-rata mengetik 51 kata per menit, dengan sebagian kecil mencapai kecepatan 120 kata per menit. Dengan menggunakan teori informasi, Meister dan Zheng menghitung bahwa pada kecepatan tersebut, otak hanya memproses informasi sebesar 10 bit per detik.

Zheng awalnya mengira bahwa gamer profesional akan menunjukkan kecepatan aliran yang lebih tinggi. Namun, meskipun gerakan mereka lebih cepat, jumlah tombol yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan seorang juru ketik.

Penelitian ini tidak berhenti di aktivitas motorik. Para peneliti kemudian menganalisis prestasi mental dalam kompetisi seperti blind speedcubing. Tommy Cherry, seorang juara speedcuber asal Amerika, hanya memerlukan waktu 5,5 detik untuk memeriksa kubus Rubik sebelum menyelesaikannya dalam waktu 7,5 detik. Dengan menghitung data dari aktivitas tersebut, Meister dan Zheng menemukan kecepatan aliran informasi Cherry sebesar 11,8 bit per detik.

Begitu pula dengan olahraga memori, di mana atlet harus menghafal ribuan angka dalam waktu singkat. Juara memori Mongolia, Munkhshur Narmandakh, memegang rekor dunia dengan menghafal 1.467 angka dalam lima menit. Namun, aliran informasi yang diproses otaknya hanya sebesar 4,9 bit per detik.

“Kita hanya memproses satu bit dari setiap 100 juta yang diterima oleh mata kita,” kata Meister.

Sel fotoreseptor di mata manusia sebenarnya dapat mengirimkan informasi hingga 1,6 miliar bit per detik, namun sebagian besar informasi tersebut dibuang dalam proses penyaringan otak.

Mengapa Otak Kita Begitu Lambat?

Menurut Britton Sauerbrei, ahli saraf dari Case Western Reserve University yang tidak terlibat dalam studi ini, penelitian tersebut belum sepenuhnya menangkap aliran informasi di otak.

“Jika kita memasukkan sinyal bawah sadar, seperti yang digunakan tubuh untuk berdiri atau berjalan, kita akan mendapatkan bit rate yang jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Namun, untuk tugas-tugas yang disadari seperti berpikir, mengetik, atau menghafal, Sauerbrei setuju dengan kesimpulan penelitian ini. “Saya pikir argumen mereka cukup kuat.”

Martin Wiener, ahli saraf dari Universitas George Mason, menilai bahwa penelitian ini membuka pintu untuk memahami bagaimana spesies lain memproses informasi.

“Ada kemungkinan beberapa hewan dapat bertahan hidup dengan kecepatan informasi yang lebih lambat. Atau mungkin serangga terbang, yang membuat perubahan sepersekian detik dalam pola terbang mereka, memiliki arus informasi yang jauh lebih deras dibanding kita.” Terangnya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini