Beranda Daerah Cinta Bandung, Komunitas Ojol Turun ke Jalan Membersihkan Kota

Cinta Bandung, Komunitas Ojol Turun ke Jalan Membersihkan Kota

Kalawaca.com — Aroma tanah basah dan dedaunan kering memenuhi udara pagi itu di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (3/9/2025).

Matahari baru saja menembus langit kelabu ketika ratusan pengemudi ojek online (ojol) berjaket hijau, biru, dan kuning berhimpun di depan Gedung Sate.

Sebagian membawa sapu lidi, sebagian lagi memegang karung sampah, sementara lainnya menenteng botol semprotan pembersih kaca.

“Bandung harus kembali bersih, harus kembali nyaman, Kami ingin tunjukkan bahwa ojol Bandung cinta Bandung.” ujar Deni Irfandi, 34 tahun, salah satu koordinator dari Aliansi Ojol Bandung.

Aksi ini bukan sekadar bersih-bersih. Bagi para ojol, kegiatan tersebut adalah simbol. Hanya sehari sebelumnya, kawasan Jalan Diponegoro sempat dipenuhi sampah dan puing-puing sisa demonstrasi yang memanas.

Sebagian fasilitas publik rusak, dinding-dinding Gedung DPRD Jawa Barat penuh coretan. Para pengemudi ojol merasa nama mereka ikut tercoreng. Deni dan rekan-rekannya ingin meluruskan.

“Yang rusak kemarin bukan kami, Kami hanya mau cari nafkah dengan aman dan nyaman,” tegasnya.

Hampir seluruh komunitas ojol di Bandung turun tangan. Mereka datang dengan seragam dan atribut masing-masing, tetapi bekerja dalam satu tujuan, memunguti sampah, mengepel trotoar, dan membersihkan sisa cat semprot dari pagar gedung DPRD.

“Ini bentuk kanyaah (kasih sayang) dan kadeudeuh (kepedulian) kami untuk Bandung,” kata Deni dalam bahasa Sunda yang kental.

Gerakan ini tak hanya melibatkan ojol dari Kota Bandung. Komunitas ojol dari Cimahi, Cileunyi, Padalarang, Sumedang, hingga Garut ikut bergabung.

Nurman Jaelani, Ketua Umum Poros Jabar, yang memimpin sebagian massa, menyebut aksi ini sebagai wujud nyata kecintaan ojol terhadap kota dan lingkungan.

“Kami tidak rela Bandung dirusak, Kalau Bandung nyaman, dampaknya juga ke kami. Wisatawan datang, order meningkat,” tegas Nurman.

Di sela-sela aksi, tampak beberapa pengemudi memungut puntung rokok satu per satu, sementara yang lain menggosok pagar gedung dengan sikat kawat. Beberapa warga yang melintas berhenti, menatap, dan memberikan acungan jempol.

“Hebat! Ojol peduli kota,” gumam seorang pejalan kaki, disambut senyum para pengemudi.

Bagi komunitas ojol, aksi bersih-bersih ini bukan semata soal sampah di trotoar atau dedaunan kering yang menumpuk. Mereka ingin memulihkan citra, memulihkan Bandung, dan memulihkan kepercayaan warga.

“Kami bagian dari Bandung. Kalau kota ini rusak, kami juga rugi,” kata Nurman.

Menjelang siang, Jalan Diponegoro tampak lebih rapi. Karung-karung berisi sampah sudah diangkut. Para ojol duduk di tepi trotoar, melepas lelah sambil meneguk air mineral. Beberapa bercanda, sebagian berfoto bersama, dan sisanya menatap Gedung Sate dengan senyum lega.

“Bandung itu rumah kita, dan rumah harus dijaga bersama,” ucap Nurman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini