Bali, 30 September 2025 – Bali yang selama ini dikenal sebagai destinasi liburan bagi para peselancar dan nomad digital, kini tengah bertransformasi menjadi pusat teknologi yang serius di Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, pulau ini telah menarik perhatian generasi baru talenta teknologi, pengusaha, dan investor yang berfokus pada inovasi. Mereka memilih Bali sebagai tempat berkembangnya perusahaan teknologi, menjadikannya sebagai pesaing potensial bagi kota-kota besar lainnya seperti Singapura, Jakarta, dan Ho Chi Minh City.
Di tengah meningkatnya permintaan untuk talenta di bidang kecerdasan buatan (AI) dan blockchain, banyak pusat teknologi tradisional menghadapi kejenuhan dan biaya yang terus meningkat. Sementara itu, Bali muncul sebagai alternatif yang lebih terjangkau dengan menawarkan lingkungan yang mendukung inovasi dan kehidupan keluarga.
“Sekarang bukan hanya soal di mana uang berada, tapi juga di mana kehidupan terasa lebih sejalan,” ujar Clément Galbi, pendiri Pershing Global Solutions (PGS), perusahaan konsultan dan teknologi yang memilih Bali sebagai markas operasional mereka.
Galbi menambahkan, “Bali memberikan keseimbangan yang ideal antara pekerjaan dan kehidupan. Di sini, kami tidak hanya membangun aplikasi, tetapi juga prototipe model baru untuk kerja, data, dan kolaborasi. Bali adalah tempat di mana visi kami bisa terwujud.”
PGS yang didirikan pada 2024, mengkhususkan diri dalam teknologi canggih seperti otomatisasi AI, infrastruktur blockchain, dan sistem digital yang aman. Dengan proyek-proyek besar yang melibatkan tokenisasi aset dan platform CRM kustom untuk sektor energi, PGS telah memperluas jejak penelitian dan pengembangannya di Bali, sekaligus bekerja sama dengan mitra di Eropa dan Asia Tenggara. Menurut Galbi, “Kami tidak hanya mempekerjakan talenta dari luar, tapi kami juga membangunnya di Indonesia.”
Tentang Pershing Global Solutions (PGS)
Pershing Global Solutions (PGS) adalah perusahaan konsultan dan teknologi internasional yang berbasis di Bali, Indonesia. Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam merancang sistem yang sovereign, skalabel, dan cerdas untuk klien-klien di Eropa dan Asia. PGS menggabungkan visi strategis, rekayasa perangkat lunak tingkat lanjut, dan riset mendalam dalam bidang kecerdasan buatan (AI), blockchain, serta keamanan pasca-kuantum untuk menciptakan solusi yang inovatif dan aman.
Layanan yang ditawarkan oleh PGS mencakup konsultasi strategis, desain dan implementasi sistem teknologi, serta riset dan pengembangan melalui PGS Labs. Perusahaan ini membantu organisasi dalam merumuskan peta jalan pertumbuhan, kebijakan dan kerangka tata kelola, serta desain organisasi dan operasional untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dalam bidang teknologi, PGS fokus pada pengembangan infrastruktur cloud sovereign, otomatisasi berbasis AI, dan integrasi ekosistem yang aman untuk memastikan keberlanjutan dan skalabilitas sistem.
PGS juga aktif dalam penelitian dan pengembangan teknologi frontier melalui PGS Labs, menjelajahi dan mengembangkan teknologi-teknologi baru seperti distribusi kunci kuantum (Quantum Key Distribution/QKD), tokenisasi aset, dan blockchain yang tahan terhadap ancaman komputasi kuantum. Dengan pendekatan ini, PGS berkomitmen untuk menghadirkan solusi teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga aman dan berkelanjutan untuk masa depan.
Bali juga semakin menarik bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang deep-tech, inkubator, dan startup berbasis remote-first. Pusat coworking seperti BWork dan Nebula Entrepreneur Coworking Space melaporkan adanya peningkatan jumlah profesional teknologi yang menetap dalam jangka panjang. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mulai menunjukkan minat lebih besar terhadap pengembangan infrastruktur digital, dengan rencana untuk memperkenalkan visa bagi nomad digital dan kebijakan inovasi yang lebih mendalam.
“Bali bukan hanya soal pantai dan gaya hidup, tetapi juga tentang menciptakan masa depan teknologi dengan didukung lingkungan yang kondusif bagi inovasi,” ujar Galbi.
Dengan adanya investasi besar dari Indonesia dalam literasi digital dan tata kelola AI, Bali dapat menjadi gerbang inovasi yang bernilai tinggi di kawasan ini, terutama di tengah upaya Asia Tenggara untuk mendefinisikan identitas teknologi yang berbeda dari China, India, atau Silicon Valley. PGS berharap dapat memainkan peran utama dalam proses ini, dengan terus mengembangkan model-model baru dalam pekerjaan, data, dan kolaborasi di Bali.
Bali kini bukan hanya destinasi liburan, melainkan juga tempat bagi perusahaan-perusahaan teknologi untuk berkembang dan menciptakan masa depan inovasi.