Kalawaca.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) agar lebih proaktif dalam melakukan pendataan dan penilaian kelayakan perkembangan pondok pesantren di berbagai daerah.
Menurutnya, langkah ini penting untuk memastikan infrastruktur pesantren layak dan aman bagi santri, saat Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/10/2025).
Kemenag, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), memiliki kewenangan dalam pembinaan dan pengawasan pesantren di seluruh Indonesia.
“Pemerintah pusat melalui Kementerian Agama dan Ditjen Pendidikan Islam, harus bisa lebih proaktif mendata ponpes-ponpes yang memerlukan tambahan infrastruktur, termasuk bangunan asrama. Kalau kapasitasnya sudah berlebihan, menjadi tugas pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan,” ujar Kyai Maman.
Politisi Fraksi PKB tersebut menyoroti bahwa banyak pesantren di daerah membangun fasilitas secara mandiri dengan sumber daya terbatas, sehingga kerap mengabaikan standar teknis konstruksi bangunan.
“Tiap tahun santrinya bertambah, lalu Ponpes di daerah-daerah inisiatif melakukan pembangunan mandiri yang tidak melibatkan ahli konstruksi bangunan yang tersertifikasi,” Ungkapnya.
“Seperti diameter besi yang tidak sesuai, tiang pancang yang kurang sesuai untuk bangunan bertingkat, konstruksi tangga yang tidak sesuai standar, dan sebagainya,” Imbuh legislator asal Dapil Jawa Barat IX itu.
Kyai Maman menegaskan pentingnya keterlibatan pemerintah pusat maupun daerah sebagai fasilitator, pengawas, dan penyedia bantuan teknis bagi pesantren.
“Pembangunan pesantren adalah tanggung jawab bersama: pengasuh, pengelola, pemerintah, dan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pengelola pesantren agar tidak hanya fokus pada aspek akademik dan dakwah, tetapi juga memperhatikan keselamatan fisik bangunan.
“Saya juga mengimbau pengelola pesantren di seluruh Indonesia tidak hanya berfokus pada aspek akademik atau dakwah, tetapi juga memperhatikan keselamatan fisik bangunan. Infrastruktur yang aman dan layak merupakan syarat mutlak keberlangsungan pesantren,” tandas pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi tersebut.
Tragedi ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan ratusan korban jiwa, menjadi peringatan keras bagi semua pihak.
Menurut Kyai Maman, kejadian itu harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat standar keselamatan di seluruh lembaga pendidikan, termasuk pesantren.
“Tragedi ini harus menjadi momentum untuk memperkuat standar keselamatan di semua lembaga pendidikan, baik satuan pendidikan umum maupun satuan pendidikan agama seperti pesantren,” pungkasnya.