Beranda Warta Kemenag Ajak Dosen UIN Malang Ikuti Program Dana Riset MoRA The Air...

Kemenag Ajak Dosen UIN Malang Ikuti Program Dana Riset MoRA The Air Fund

Kalawaca.com – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Sekretariat Jenderal kembali menggencarkan sosialisasi program Riset Indonesia Bangkit atau MoRA The Air Fund.

Kegiatan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis (9/10/2025). Program MoRA The Air Fund merupakan inisiatif riset kolaboratif antara Kemenag dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI.

Melalui Dana Abadi Riset (DAR), program ini menyediakan pendanaan besar bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk melakukan penelitian strategis dan inovatif.

Kepala Puspenma Kemenag, Ruchman Basori, mendorong para dosen UIN Malang agar aktif memanfaatkan peluang tersebut.

“Ayo para dosen manfaatkan program MoRA The Air Fund untuk menghasilkan riset yang berdampak bagi pembangunan bangsa,” ujarnya di hadapan sivitas akademika UIN Malang.

Program ini menyediakan dana riset maksimal Rp2 miliar untuk bidang sains dan teknologi. Sementara bidang sosial-humaniora, ekonomi-lingkungan, serta kebijakan agama dan keagamaan masing-masing mendapatkan plafon maksimal Rp500 juta.

Sejak 2024, LPDP menyalurkan Rp50 miliar per tahun kepada Kemenag untuk mendanai riset di lingkungan PTK melalui program ini. Jumlah yang sama juga telah dijadwalkan untuk tahun 2026.

Menurut Ruchman, riset sains dan teknologi menjadi salah satu fokus besar MoRA The Air Fund 2025. Tema yang bisa diajukan meliputi pengembangan teknologi, kedokteran dan kesehatan, pertanian dan ketahanan pangan, kemaritiman, transportasi, keragaman hayati, kebencanaan, pertahanan, keamanan informasi, hingga pengolahan big data.

Selain itu, dosen juga dapat mengajukan riset seputar saintifikasi jamu dan herbal, teknologi produksi pigmen alami, etnomedisin, pengembangan teknologi biosimilar dan biorefinery, serta penguatan agroindustri berbasis sumber daya lokal.

Ruchman yang juga alumnus IAIN Walisongo menjelaskan bahwa syarat utama periset antara lain Warga Negara Indonesia, berasal dari PTK atau Fakultas Agama Islam di PTU binaan Kemenag, memiliki kualifikasi akademik minimal Doktor (S3) dengan jabatan Lektor, serta Sinta Score Overall minimal 100.

Selain itu, peserta diutamakan berkolaborasi dengan peneliti dari perguruan tinggi dalam atau luar negeri yang masuk dalam 500 besar QS World University Rankings. Setiap dosen hanya diperbolehkan mengajukan satu proposal riset.

Ruchman menambahkan, MoRA The Air Fund merupakan salah satu program unggulan Puspenma di samping Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), Program Indonesia Pintar, KIP Kuliah, dan sejumlah program investasi pendidikan lainnya.

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ilfi Nurdiana, menyambut baik sosialisasi ini. Ia berharap para dosen semakin terbiasa dengan riset berskala besar dan mampu memanfaatkan peluang pendanaan yang disediakan.

“Tahun ini kami menargetkan UIN Malang dapat berpartisipasi dalam 12 kelompok penelitian, naik empat kali lipat dari tahun lalu yang hanya tiga judul lolos,” ujarnya.

Pendaftaran program MoRA The Air Fund dibuka mulai 13 Oktober 2025, sementara pengajuan proposal melalui aplikasi dimulai pada 23 Oktober 2025.

Selain Ruchman Basori, hadir pula Hendro Dwi Antoro dari Tim Kerja Kerja Sama Kelembagaan, Riset, dan Investasi Pendidikan yang memberikan penjelasan teknis pendaftaran melalui laman eRISPRO Kementerian Keuangan.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Senat UIN Malang Mufidah, Direktur Pascasarjana Agus Maemun, para dekan, ketua lembaga, kepala pusat, serta dosen dari berbagai fakultas di lingkungan kampus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses