Bekasi, 28 Oktober 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Sagi Global School Bekasi yang mencakup unit TKIT-SDIT-SMPIT Ajimutu Global Insani, mengadakan Deklarasi Anti Kekerasan di Lingkungan Sekolah sebagai bentuk nyata komitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah Hak Asasi Manusia (HAM). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah Rizal Lubis, seluruh guru, Wakil Kepala Sekolah, Pembina OSIS, serta perwakilan siswa tingkat SD dan SMP, di mana ketua kelas menjadi representasi utama siswa.
Pada kesempatan ini, Kepala Sekolah Rizal Lubis menyampaikan bahwa deklarasi ini merupakan upaya institusi dalam menciptakan sekolah yang aman dan kondusif untuk seluruh warga sekolah. “Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, kami di Lembaga Pendidikan kami, Sagi Global School, mengadakan Deklarasi Anti Kekerasan di Lingkungan Sekolah, sebagai wujud komitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah Hak Asasi Manusia (HAM). Deklarasi ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh guru dan peserta didik, dengan tujuan membangun suasana belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan,” ungkapnya.
Tujuan Deklarasi
Deklarasi ini memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya adalah:
- Menciptakan Lingkungan Aman
Rizal Lubis menekankan pentingnya perlindungan dan keamanan bagi setiap siswa dan tenaga pendidik, sesuai dengan amanat Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023 tentang pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan. “Setiap siswa dan guru berhak mendapatkan lingkungan yang aman dari segala bentuk kekerasan. Deklarasi ini menjadi langkah awal kami dalam memastikan perlindungan tersebut,” jelasnya. - Penanaman Nilai-nilai HAM Sejak Dini
Deklarasi ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti penghargaan terhadap hak asasi, toleransi, dan keadilan. Rizal menyatakan bahwa melalui deklarasi ini, pihak sekolah berupaya membentuk kesadaran siswa terhadap nilai-nilai HAM sejak dini. - Pembentukan Karakter Positif
Melibatkan siswa dari jenjang SD hingga SMP, Sagi Global School berupaya menanamkan karakter empati, saling menghormati, dan menghargai perbedaan. “Di sekolah kami, siswa dikenalkan dengan 20 karakter positif yang menjadi dasar dalam membangun kesadaran karakter,” ujar Rizal. - Komitmen Sekolah Ramah HAM
Rizal Lubis menegaskan bahwa deklarasi ini adalah bagian dari visi jangka panjang sekolah menuju lingkungan ramah HAM, di mana setiap warga sekolah dihormati hak-haknya dan didukung dalam proses belajar yang positif.
Komitmen Berkelanjutan
Deklarasi Anti Kekerasan ini bukan sekadar seremonial; berbagai program pendukung akan dilaksanakan untuk mengawal komitmen ini. Program-program tersebut meliputi pelatihan anti-kekerasan bagi guru dan siswa, serta pembinaan berkelanjutan guna memperkuat penerapan sekolah yang bebas kekerasan. Guru-guru menyambut baik deklarasi ini karena memberikan dasar yang kuat untuk menegakkan disiplin positif tanpa kekerasan.
Deklarasi ini, kata Rizal, adalah langkah awal yang diharapkan dapat menginspirasi seluruh masyarakat untuk mendukung terwujudnya sekolah yang aman, inklusif, dan menghormati hak asasi manusia. Rizal Lubis memiliki komitmen pada pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah serta pendidikan ramah HAM. Sebelumnya, dia juga aktif menjadi fasilitator sekolah ramah HAM di Yayasan Cahaya Guru.
Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru, Muhammad Mukhlisin, memberikan apresiasi atas kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi peringatan Sumpah Pemuda dan deklarasi anti kekerasan ini. Semua warga sekolah harus betul-betul menyadari nilai-nilai kemanusiaan, menghargai perbedaan, dan membangun empati untuk menciptakan sekolah yang aman dan damai,” ujarnya.